Toga



Sebuah momen yang paling dinantikan oleh seorang mahasiswa adalah wisuda. Ya, momen bahagia di mana seorang mahasiswa dinyatakan berhasil melewati lika liku kehidupan kampus.

Di hari wisuda, seorang mahasiswa berdandan dengan sangat apik. Berusaha tampil cantik dan gagah. Kebaya dengan berbagai macam warna dan desain, hingga sepatu yang menawan bagi wisudawati. Lain hal dengan wisudawan. Setelan jas hitam, dasi, dan sepatu pantofel terlihat serasi dengan bahu tegak dan tegap.

Hal lain yang sangat dinantikan oleh seorang mahasiswa adalah mengenakan jubah hitam, kalung berlogo universitas dan tentunya toga berwarna hitam. Terlihat wah dan sangat menggetarkan jiwa.

Hari di saat wisuda merupakan hari yang sangat istimewa. Orang tua, sanak saudara dan kolega hadir untuk merayakannya. Hari yang begitu semarak diisi dengan upacara pelantikan wisudawan dan wisudawati oleh rektor dan petinggi-petinggi universitas. Nyanyian hymne universitas terdengar menggetarkan jiwa. Tak jarang ada air mata yang menetes. Haru menyelimuti jiwa sebagai tanda status mahasiswa telah ditanggalkan. Berganti status lain yang terkadang masih misteri.

Banyak orang bertanya-tanya ketika acara wisuda berlangsung. Pertanyaan itu terkait aksesoris mahasiswa yang akan diwisuda, yaitu Toga.


Timbul pertanyaan mengapa toga itu berwana hitam dan berbentuk persegi? Mengapa pula ada seutas kuncir tali diatasnya? Tali yang nantinya akan dipindahkan dari kiri ke kanan.

Dari penelusuran saya, kata “toga” berasal dari bahasa latin, “tego” yang artinya penutup. Pada awalnya, dikaitkan dengan bangsa Romawi, sesungguhnya toga berasal dari sejenis jubah yang dikenakan oleh pribumi Italia  (Bangsa Etruskan yang hidup di Italia sejak 1200 sm).

Pada awalnya, toga belum berbentuk jubah,  namun sebatas kain sepanjang 6 meter yang dililitkan ke tubuh. Tak praktis memang, tapi pada saat itu toga adalah satu-satunya pakaian yang dianggap pantas sewaktu seseorang berada di luar ruangan untuk menutupi tubuh.

Seiring berjalan waktu, pemakaian toga untuk busana sehari-hari perlahan mulai ditinggalkan. Bukan berarti makna toga hilang begitu saja, sebab toga dimodifikasi dan menjadi pakaian resmi seremonial, seperti seremonial wisuda. Lambat laun toga pun dikenal sebagai sebuah topi hitam persegi yang memiliki kuncir tali diatasnya.

Dibalik warna hitam toga, serta berbentuk persegi dan memiliki kuncir, ada filosofi yang laik untuk dikedepankan. Konon, warna hitam pada toga diidentikkan dengan perihal yang misterius serta gelap. Warna hitam itu menjadi simbolisasi bahwa seorang sarjana telah menempuh pendidikan di bangku kuliah dan diharapkan mampu menyibakkan kegelapan dengan ilmu pengetahuan yang selama ini diperolehnya.

Lain hal dengan bentuk persegi pada toga. Bentuk persegi pada toga menyimbolkan bahwa seorang sarjana dituntut untuk berifikir rasional serta memandang segala sesuatu hal dari beraneka sudut pandang.

Nah, bagaimana dengan kuncir tali di topi toga yang dipindahkan dari kiri ke kanan? Lagi-lagi ini konon, seremoni memindahkan kuncir tali ini memiliki arti bahwa selama ini semasa kuliah, mahasiswa lebih banyak menggunakan otak kiri, diharapkan sesudah lulus, seorang sarjana tak sebatas memakai otak kiri (hardskills) semata, tetapi harus mampu menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan aspek kreativitas,inovasi dan aspek softskills lainnya

Walau sejarah toga di atas belum bisa dipastikan kebenarannya, hal terpenting adalah ketika seorang mahasiswa yang sedang di wisuda memiliki jawaban sementara jika ditanya oleh orang tua, saudara dan karib kerabat.Hehe. Ya, semoga filosofi di atas benar adanya. Selamat wisuda dan selamat mengenakan toga.

Diolah dari sini dan gambar dari sini

1 komentar: