Pemuda dan Tongkat Estafet Bangsa

  -->
 Indonesia, negara yang dikenal sebagai negara yang besar, kaya, dan beradab. Negara mana yang tidak kenal akan keberadaannya pada saat ini. Sudah 63 tahun Indonesia melepaskan diri dari belenggu penjajah, mulai dari zaman penjajahan Belanda hingga ke penjajahan Jepang. Proses panjang yang dilalui bangsa ini akhirnya mengantarkan kedepan pintu gerbang kemerdekaan. Dengan banyak macam tembusan yang harus diserahkan , mulai dari harta, bahkan nyawa. Akan tetapi, semua yang telah dikorbankan oleh pejuang-pejuang kita terdahulu tidaklah berakhir sia-sia. Buktinya, sampai detik ini kita dapat hidup dengan bebas, mengolah apa yang kita miliki tanpa adanya tekanan dari bangsa lain.

Salah satu moment yang harus tidak kita lupakan dalam pencapaian kemerdekaan adalah sumpah pemuda, 28 Oktober 1928. Banyak rintangan dan halangan yang harus dihadapi oleh pejuang kita,perdebatan panjang yang menegangkan, itu dilakukan untuk mencapai sebuah kesepakatan. Akhirnya, tercapailah sebuah kesepakatan yang bernama “Sumpah Pemuda” yang kita kenal sekarang. ”Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu tumpah darah Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia.” Suatu rumusan atau pun kesepekatan yang sangat berpengaruh terhadapa masa depan bangsa ini.


Tetapi, kita sangat menyayangkan. Perjuangan keras yang telah mereka korbankan, seolah-olah tidak dipedulikan oleh pemuda-pemuda Indonesia pada zaman sekarang ini. Harta benda  serta nyawa yang mereka korbankan dengan penuh keikhlasan,hanya dibalas oleh penerusnya dengan kefoya-foyaan,serta sikap “easy going” terhadap founding fathers  and mothers  nya.

Kita bukan menyalahkan peran serta pemuda pada saat ini. Tetapi itulah kenyataan yang terjadi di lingkungan kita pada saat ini. Semangat juang dan kerja keras yang telah dicontohkan oleh pendahulu bangsa ini, tampaknya tidak terpatri dengan baik terhadap penerus bangsa ini (pemuda ). Dengan kata lain, perbedaan kepribadian sangat mencolok dapat kita lihat. Sebagai contoh, pemuda pada saat negara ini mau berdiri,memiliki jiwa semangat juang yang tinggi. Sedangkan, pemuda zaman sekarang berubah 180 derajat. Dimana para pemuda zaman kekinian hanyalah mementingkan diri mereka sendiri. Semangat nasionalisme yang memudarlah yang patut kita katakan kepada kaum muda sekarang ini.

“Negara yang kuat adalah negara yang memiliki pemuda yang bisa diharapkan “.Kata-kata tersebut memiliki arti yang sangat mendalam dan sangat perlu kita cermati. Mengapa demikian ? Karena, pemuda ini merupakan tempat untuk meletakkan ”tongkat estafet”,yang tidak lain adalah keutuhan negara Indonesia ini. Jika pemudanya sudah roboh, maka mau kita kemanakan  “tongkat estafet” yang sudah diraih oleh pendahulu kita ?.Apakah akan diberikan kepada anak-anak yang belum cukup umur ?,pertanyaan yang harus kita jawab dengan akal yang sehat dan hati yang sejernih mungkin. Jika kita masih menginginkan Indonesia tetap berdiri tegak.

Dengan moment Sumpah Pemuda, marilah kita (kaum muda ) membenahi diri. Apakah yang selama ini kita lakukan memiliki sisi positif terhadap bangsa ini atau sebaliknya. Jika kita kaitkan dengan fenomena banyaknya proses pemilihan pemimpin di negeri ini, banyak hal yang patut kita benahi. Krisis yang terjadi di negara ini membutuhkan pemecahan masalah yang dipikirkan dengan jernih. Untuk mencapainya kita perlu peran pemuda ,dimana mereka masih memiliki kemampuan pikiran dan fisik tentunya masih lebih baik. Akan tetapi, tidak sembarangan pemuda yang dapat mengemban  tugas berat ini. Banyak pemuda yang sekarang ini mengurus diri sendiri saja belum becus, apalagi mau mengurusi kepentingan bangsa dan negaranya. Bukan tipe seperti ini yang kita harapakan. Mereka yang memiliki jiwa nasionalisme lah yang pantas kita tunjuk.Mengerti akan cita-cita bangsa,yaitu ;merdeka, bersatu, berdaulat,adil dan makmur.Jikalau itu semua telah dipenuhi,maka slogan “belum tua belum boleh bicara “ tidak berlaku lagi. Melainkan hanyalah sebuah iklan sebuah produk.Dan pada akhirnya apa yang di cita-citakan oleh pendiri bangsa ini terwujud.