Superioritas Buruh


Hari ini, Jumat (27/1), buruh menancapkan satu sejarah di negeri ini. Sejarah yang mungkin menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah, pengusaha dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Betapa tidak, sejak siang ribuan buruh memadati dan memblokade ruas tol Cikampek di pintu tol Cikarang. Aksi mereka pun luar biasa, yakni menimbulkan kemacetan hingga 30 km di dua arah Bandung-Jakarta.

Unjuk rasa ribuan buruh ini merupakan aksi menolak putusan PTUN Bandung yang memenangkan gugatan Apindo terkait upah minumum tenaga kerja. Apindo menang dalam menggugat SK Gubernur Jawa Barat tentang UMK di Kabupaten Bekasi. Tidak hanya memacetkan jalan tol, tetapi angkutan transportasi umum-dari dan ke- Jakarta harus menumpuk di ruas tol Cikampek tersebut.

Sebagian pihak menyesali ulah buruh yang mengganggu lalu lintas, terlebih jalan tol yang semestinya bebas hambatan. Tapi di sisi lain, saya melihat hari ini adalah hari kemenangan buruh di mana mereka telah menunjukkan superioritasnya. Yang mana selama ini mereka menjadi kelompok terpinggirkan oleh penguasa dan pengusaha. Kelompok yang menjadi korban kapitalisme modern. Tapi, hari ini mereka telah meraih perhatian berbagai pihak.

Hal yang wajar jika ribuan orang bertindak emosional jika itu terkait persoalan perut (duit/gaji). Terlebih jika pemerintah yang menjadi harapan pun tidak berpihak pada mereka. Mungkin, di saat ini demo di jalan tol lebih berguna dibandingkan berunjuk rasa di depan kantor gubernur/walikota. Karena memang selama ini, di setiap tahun, unjuk rasa para buruh terkait UMK (Upah Minimum Kerja) masih tetap berlangsung di Hari Buruh Internasional. Namun, tak ada perubahan yang signifikan atau evaluasi dari pemerintah. Seperti kata pepatah, “Anjing menggonggong kafilah berlalu”.

Siapa yang tahan, jika setiap tahun berunjuk rasa tapi tak juga didengar. Siapa juga yang tahan jika setiap hari diperas tenaga dan waktu tapi gaji tetap kecil. Oleh karenanya, penting bagi pemerintah pusat/daerah memperhatikan masa depan buruh ini. Jika tidak, permasalahan ini bisa menjadi efek domino di seluruh Indonesia.

Selamat untuk Para Buruh di Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar