Kalender

Mata ini nanar menatap tumpukan kalender usang tahun lalu di sebuah meja. Kadaluarsa dan tak guna lagi. Kalender baru mengganti kalender usang tadi. Tertata rapi dan selalu diperhatikan. Terkadang diberi tanda, digarisi atau dilingkari. Berbagai jenis gambar/ilustrasi  menambah indahnya kalender tersebut.


Urutan angka tertata rapi. Sebaris ada tujuh angka. Ada berwarna hitam dan merah. Di bagian atas angka tersebut terlihat nama hari. Senin, Selasa, Rabu, dan seterusnya. Warnanya pun ada yang merah dan hitam. Untuk angka dan hari berwarna merah, terdapat keterangan di bagian bawah. Menerangkan hari-hari penting atau hari libur.

Setiap tahun angka dan hari di kalender tak pernah berubah. Selalu ada angka 1 hingga 31. Selalu ada hari Senin hingga Minggu. Selalu ada bulan Januari hingga Desember. Selalu berulang. Yang berbeda hanyalah tampilan, desain, gambar dan angka tahunnya. Ya, sekarang angka itu baru, yaitu 2012. Baru beberapa pekan lalu angka itu berubah dari 2011 ke 2012.

Tak terasa kita sudah menginjak satu bulan di tahun 2012 ini. Kata suku Maya, mereka tak melihat lagi angka di tahun berikutnya. Konon, kalender mereka hanya sampai di tahun 2012. Ada gosip, tahun 2012 adalah tahun terakhir manusia di dunia ini. Kiamat. Tapi itu hanya gosip yang tak perlu kita percaya, kecuali Anda keturunan suku Maya.

Pergantian kalender tahun ke tahun sesuai untuk mewakili kondisi manusia dan dunia ini. Berputar tanpa berganti bentuk. Bumi selalu bulat. Langit terhampar luas. Tak pula bertambah cepat atau lambat. Yang berubah hanyalah tampilan dunia ini. Semakin modern, semakin cantik, dan semakin menuju kehancuran. Namun, entah kapan itu terjadi. Siapa pun tak tahu itu.

Sekarang waktunya kita untuk mulai menyadari keberadaan kalender dalam kehidupan kita. Di meja dan di dinding rumah. Maksudnya, kita lebih menyadari perjalanan hari demi hari di kalender kehidupan ini. Karena kita tak tahu waktu itu akan berhenti sampai di mana. Entah berhenti di angka berwarna hitam atau merah. Berhenti pun tak memedulikan apakah gambar atau ilustrasi di kalender tersebut bagus atau tidak. Tak peduli pula apakah itu hari penting atau tidak.

Kalender tetap lah kalender yang tiap tahun usang dan bertambah angka tahun. Tapi tidak dengan kita sebagai manusia yang sisa hari semakin sedikit. Jatah angka di kalender semakin hari semakin berkurang. Tak terlihat tentunya. Andaikan angka di kalender bisa merepresentasikan sisa kehidupan kita, entah apa yang kita perbuat saat ini. Mungkin tak disibukkan lagi menata kalender di tempat dan posisi yang tepat. Tapi, biarlah angka itu semakin berkurang. Karena itu tujuan kita sebagai manusia. Menuju kalender kehidupan abadi di dunia yang tak berbatas waktu nanti. Tentunya kalender yang tak kan usang dilekang waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar