Tegas Pada Harga BBM

Gejolak tuntutan perubahan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian dunia. Gejolak yang berlanjut tersebut mempengaruhi harga minyak dunia. Secara, negara-negara yang bergejolak merupakan negara pengekspor minyak bagi dunia.


Negara Bahrain, Yaman, Aljazair dan Libya memberikan pasokan sekitar empat juta barrel untuk pasar minyak global, begitulah ungkap analis JPMorgan Global Commodities Research yang dikutip dari kantor berita Prancis, AFP.

Selain itu, ada juga ahli yang meramalkan krisis di Timur Tengah dan Afrika Utara ini mengakibatkan harga minyak menyentuh 200 US$ per barrel. Jika ini terjadi, maka aspek perdagangan barang dan jasa akan sangat terganggu.

Apa Kabar Subsidi BBM

Indonesia dahulunya merupakan negara pengekspor minyak dan tergabung dalam OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries), tetapi sekarang tidak lagi. Hal itu disebabkan karena setiap hari Indonesia membutuhkan 1,4 juta barrel per hari. Besar pasak dari pada tiang, itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kondisi produksi dan konsumsi minya nasional. Produksi minyak nasional hanya sekitar 900 barrel per hari. untuk sisanya, sekitar 500 barrel negeri kaya ini harus mengimpor dari negara-negara Arab.

Masyarakat Indonesia pastilah mengerti dan paham bahwa pemerintah sudah pandai mengelola uang negara. Namun, fakta di lapangan tidak seperti itu. Pemerintah sepertinya tidak berani mengambil kebijakan yang berkaitan dengan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak).

Pada tahun 2011, pemerintah telah menyunat anggaran negara sebesar 136 triliun rupiah untuk subsidi. Sembilan pulah enam triliun digunakan untuk mensubsidi harga BBM di negeri ini. Padahal sudah jelas, hampir 80 % subsidi BBM itu digunakan oleh golongan menengah ke atas. Apakah ini yang namanya membantu rakyat miskin ?

Harga BBM Harus Naik

Dengan tren rezim SBY yang mengedepankan citra baik di depan rakyatnya, membuat Pemerintah Kabinet Bersatu jilid II ini ragu-ragu menaikkan BBM. Padahal jika BBM tidak dinaikkan, maka anggaran untuk subsidi BBM semakin membengkak. Pada akhirnya, pengelolaan APBN 2011 akan terganggu.

Apa yang sebenarnya ditakutkan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM. Apakah pemerintah takut dipanggil sama anggota DPR, toh mereka saja sibuk dengan pertarungan politiknya. Atau jangan-jangan pemerintah takut dimaki dan dihujat sama rakyat sendiri. Entahlah.

Dibilang tidak berani, pemerintahan SBY sudah melakukan pengotak-atikan harga BBM. Pada rentang tahun 2005-2009 saja, pemerintah sudah 3 kali menaikkan dan 3 kali menurunkan harga.

Pada 2005, harga BBM menyentuh dasar 1800 rupiah per liter. Selanjutnya, pada 2008-2009 harga itu meningkat hingga 6000 rupiah per liter. Dan sekarang turun pada posisi 4500 rupaih per liter. Ini menunjukkan bahwa pemerintah sebenarnya sanggup untuk menaikkan sekitar 500 -1000 per liter BBM di saat krisis minyak ini.

Hal terpenting adalah pemerintah jangan lagi membuat rakyat tenang dan damai dengan subsidi BBM. Jelaskan pada rakyat bahwa harga BBM itu memang tinggi di perdagangan internasional. Terlebih produksi minyak nasional yang tak kunjung bisa mencukupi.

Indonesia dahulunya memang negara pengekspor minyak. Namun, sekarang tidak lagi. Itu disebabkan semakin menurunnya tingkat produksi minyak nasional. Pada tahun 2010 saja, pencapaian produksi minyak bumi belum memenuhi target APBN 2010. Kehilangan kesempatan produksi ini disebabkan adanya “unplanned shutdwon (gangguan tidak bisa produksi oleh sesuatu yang tidak direncanakan).

Kehilangan produksi terbesar terjadi pada PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada bulan Juli dengan menutup 1.010 sumur. Di samping itu juga, pecahnya pipa gas membuat kesempatan produksi sekitar 2 juta barrel lenyap.

Analis perminyakan ITB Rudi Rubiandini menyatakan bahwa “unplanned shutdown” ini disebababkan oleh peralatan yang sudah tua, sistem pemeliharaan dan pengawasan yang kurang proaktif, ditambah pula telatnya kesigapan dalam menangani kecelakaan atau kerewelan peralatan di lapangan.

Energi alternatif 

Berbicara tentang energi, tidak terbatas pada bahan bakar minyak. Masih banyak lagi energi alternatif yang bisa digunakan untuk melindungi negeri ini dari krisis energi. Energi tersebut bisa dari batu bara, gas alam, energi air yang diubah menjadi energi listrik dan sebagainya. Langkah-langkah kecil untuk mengubah pola pikir masyarakat yang masih kuat bergantung pada sumber energi minyak harus dilakukan pemerintah.

Pada akhirnya nanti, negara ini akan memiliki pasokan energi baru dan terhindar dari ketergantungan akan negara-negara pengeskpor minyak. Beruntung lagi jika dampak krisis minyak tidak berimbas besar pada perekonomian nasional. Semoga harapan itu bisa terwujud.

Disarikan dari Ecconomic challenges dan Kolom di Metro TV, Liputan 6 dan sumber lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar