Penyakit
hipotiroid atau hipertiroid pada ibu hamil di Indonesia masih belum menjadi
kesadaran masyarakat luas. Padahal penyakit ini tak bisa dianggap enteng,
terlebih pada anak yang baru lahir dari ibu penderita hipotiroid. Anak yang
terlahir hipotiroid akan mengalami cacat mental, berfikir lambat dan akibat
terparah anak terlahir idiot.
Kekurangan
tiroid sejak dalam kandungan disebut hipotiroid kongenital. Hormon tiroid ini
berperan untuk pertumbuhan otak, pertumbuhan fisik dan perkembangan metabolisme
tubuh.
“Pada
otak, hormon tiroid berguna untuk membentuk sel-sel nouron otak, membangun
jaringan dan membentuk diferensiasi fungsi otak, seperti berbicara, mengingat,
sensitifitas dan sebagainya,” ujar Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi Rumah
Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dr.Diet Rustama, SpA(K).
Pada
kehidupan manusia, pertumbuhan fisik memiliki dua periode, yaitu periode bayi
dan remaja. Sedangkan masa pertumbuhan otak hanya terjadi sekali, yaitu pada
umur 1-3 tahun. “Itu yang memperihatinkan, karena masa kritis pertumbuhan otak
pada rentang itu saja. Lewat dari rentang itu, otak tidak berkembang lagi. Jika
terjadi gangguan pada otak, akan fatal akibatnya bagi anak,” tambah dr.Diet
yang juga Ketua Sub Pokja-Pokjanas Screening Bayi Baru Lahir Kemenkes RI di
RSIA Hermina Pasteur Jl. DR.Djundjunan No.107, Bandung pada Jumat (2/11).
dr.
Diet mengakui bahwa penyakit tiroid pada bayi memang berbanding kecil dengan
jumlah kelahiran per tahun. Sebagai contoh, di Bandung terjadi 1:3000 kelahiran
tiroid pada bayi. Persentase kasus yang sedikit inilah yang membuat masyarakat
tidak sadar dan seringkali mengabaikan. “Saya gak suka menganggap ini spele,itu
kan anak manusia, bukan anak monyet,” ujar Diet. “Bayangkan penderitaan orang
tua jika anak mereka cacat atau keterbelakangan mental. Derita batin dan materi
tentunya.”
Selain
itu, dr.Diet mengingatkan walaupun kasus ini tergolong kecil, tetapi jika
diakumulasi akan menghasilkan jumlah generasi yang keterbelakangan mental. Ia
mencontohkan, dari kelahiran 5 juta anak Indonesia per tahun, terdapat
frekuensi 1500-1600 anak penderita hipotiroid konginetal. “Bayangkan berapa
generasi muda yang keterbelakangan mental,terlebih jika ini tidak terdeteksi”
jelas Diet.
Sebagai
langkah pencegahan, perlu diadakan sosialisasi dan penyebaran informasi bagi
ibu hamil. Setiap kelahiran bayi perlu diadakan screening hipotiroid. “Pada
hari 1-3 sejak kelahiran, kita ambil darah bayi dan dilakukan screening. Jika
positif hipotiroid maka harus di follow up dalam satu bulan,” jelas dr. Diet.
Sejak
2006, Kemenkes RI telah menyetujui untuk dilakukan screening pada bayi baru
lahir. Sayangnya, belum semua masyarakat dan rumah sakit melakukan hal itu,
padahal UU Perlindungan Anak mengamanatkan keluarga, petugas kesehatan, dan
pemerintah berkewajiban menghindarkan anak dari kecacatan. “Menurut saya
masyarakat dan pemerintah harus mulai memperhatikan sumber daya manusia. Itu
penting sekali,” tegas Diet.
Sebagai
Ketua Sub Pokja-Pokjanas Screening Bayi Baru Lahir, Diet menggambarkan bahwa di
Indonesia baru satu screening yang dilakukan. “Kita baru tiroid yang
diprioritaskan,itu pun susah bangat,” ujarnya.Padahal screening itu, di
beberapa negara maju seperti Australia, bisa mengidentifikasi lebih dari 30
jenis penyakit. Screening itu dilakukan dengan mengambil sampel darah bayi dari
tumitnya. Lalu darah tersebut diteteskan ke kertas saring dan dikirimkan ke
laboratorium.
“Kami
memeriksa sampel dari Sumatera Barat, Jogja, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan
Manado. Kira-kira 1500 bayi kami screening dalam sebulan,” ujar Diet. “Ini
masih sangat kecil jika dibandingkan kelahiran bayi, sekitar 99% belum
terdeteksi/tidak di screening,” tambahnya. Menurut dr.Diet, khusus di Bandung,
delapan tahun terakhir, dari sekitar 116.000 bayi yang di screening terdapat 36
bayi dengan hipotiroid.
Di
seluruh dunia, screening hipotiroid ini menggunakan asas sentralisir dan cost
effective. Darah bayi akan dimasukkan ke satu zat kimia bernama Reagen. Satu
zat itu bisa memeriksa sekitar 300 bayi. “Dengan prinsip tadi, biayanya lebih
murah. Tidak lebih dari Rp 50,000,” ujar Diet.
Di
samping screening, cara lain untuk mengobati bayi hipotiroid adalah dengan
memberikan tablet bernama Thyroxin. Harganya pun murah dan mudah didapatkan,
sekitar Rp 1200/tablet.
Untuk
penyakit hipotiroid, terdapat dua macam. Pertama,
hipotiroid yang kekurangan yodium di daerah endemik. Ibu hamil di daerah ini
perlu diberikan kecukupan yodium. Kedua,
hipotiroid sporadik. Jenis kedua ini, disebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar
tiroid. “Kasus yang sering saya dapatkan jenis kedua ini,sekitar 80% tidak
memiliki kelenjar tiroid,” ujar Diet.
Hipotiroid
jenis kedua ini, memiliki beberapa jenis, yaitu thyroid agenesis(kelenjar
tiroid tidak ada sama sekali), thyroid ectopy(tiroid tidak pada tempatnya) dan
,hypoplasia (tiroid ada tapi kecil). Jika bayi menderita hipotiroid jenis
kedua, maka harus diberi obat Tyroxin seumur hidup. “Kelenjarnya tidak bisa
berkembang,”tambah Diet.
Hormon
tyroxin berguna untuk metabolisme tubuh. Di dalam tubuh, tyroxin di produksi
oleh kelenjar tiroid. Kelenjar inilah yang menangkap yodium dari pencernaan
manusia.
Dari
ibu hamil penderita hipotiroid harus
dipantau selama hamil. “Harus cukup tiroidnya. dokter harus menjaga dan harus
memberikan lebih tinggi di atas nilai normal tiroidnya. Jika hypertiroid,
nantinya akan diberi obat antitiroid,
sehingga tidak terlalu besar efeknya pada bayi. Biar tidak mempengaruhi
pertumbuhan tiroid bayi.Pengalaman saya 1-2 bulan sembuh,” jelas Diet.
Jika
hipotiroid tidak segera di obati maka itu akan terlihat pada fisik dan
kemampuan anak. Setelah dewasa, anak akan jadi lamban, kulit kering,dan muka
lembam. Oleh karena itu, sejak anak lahir, perlu dilakukan screening. Jika
terlambat, tentunya akan berpengaruh pada perkembangan otak dan fisik anak,
memang jika terlambat masih bisa diberikan obat tyroxin, namun tidak berefek
pada otak, hanya fisik.
“Jika
umur lebih dari 3 tahun. Anak gak bisa kontak, tanya nama gak bisa jawab. Jika
tak memliki tiroid, dia cuma bisa nangis saja,” jelas Diet.
Terkait
hipotiroid karena kekurangan yodium, Diet berpendapat bahwa masyarakat dan
pemerintah perlu sadar bahwa tidak semua garam beryodium mengandung yodium.
“Ini tidak berprikemanusiaan, membohongi masyarakat,oleh karenanya perlu campur
tangan pemerintah” ujar Diet.
Untuk
melakukan pencegahan terhadap hipotiroid, Diet mengaku dibutuhkan yayasan atau
instansi yang menangani penyakit ini. Memang saat ini belum ada yayasan yang
konsen untuk melakukan pencegahan. “Di Korea saja sudah terdapat kumpulan
anak-anak penderita hipotiroid. Mereka melakukan gathering dan kampanye terkait
hipotiroid,” ujarnya.
Diet
pun berharap agar kedepannya, masyarakat semakin sadar dan meminta kepada
setiap petugas kesehatan untuk melakukan screening di setiap kelahiran bayi.
“Mudah-mudahan 2015 screening hipotiroid ini sudah menasional,” tutupnya.
tulisan ini merupakan bagian dari laporan penulis, untuk rubrik Kesehatan,Majalah Gatra. versi lengkap ada Gatra, edisi 8/11. semoga bermanfaat.
dr. diet anak saya adalah salah satu penderita hippotiroid.penyakit ini diketahui pada umur 4 bulan.dia sudah makan tyroxin tp tidak ada perkembangannya. sekarang umurnya sudah 3 tahun beratnya hanya 7 kg tidak ada pertum,buhan tulangnya.
BalasHapusseperti yg ibu katakan tadi tidak ada penaganan secara insentif sehingga saya bingung harus bawa kemana anak saya ini.saya masih berharap yang terbaik untuk anak saya.
Ibu herawati anwar , anak saya pun penderita hipotiroid . Ketika dokter pertama kali kasih resep obat tidak ada perubahan dan dokter ganti obat lain alhamdulillah skr udah bnyk perubahan
HapusAwalnya aku hanya mencoba2 bertogel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku mencari jalan pintas meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasi sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang dukun.yang ternyata alhamdulillah dengan seisin gusti Allah dengan lantaran OM AGUS aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan OM AGUS dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,sawdara bisa membuktikan sendiri silahkan hubungi OM AGUS di no (085-397-766-615) yg penting anda yakin dan percaya dan jgn samakan dgn peramal yg lainnya seperti ki ronggeng,mba sugem ki nugroho mba jombrang dll.saya sdh berkali2 menghubungi peramal yg lainnya seperti aki2 dan mba2.tapi cuma mengecewakan saya dan menipu saya.tapi kali ini saya sudah betul2 percaya bahwa peramal asli itu memang betul memang ada yaitu OM AGUS.insya allah OM AGUS tdk mengecewakan anda.terima kasih yg punya ROOM
BalasHapusJUTAWAN HERBS, ada penawar untuk anda sembuh daripada pelbagai penyakit kanser yang telah Terbukti berkesan dan turut dipercayai pesakit2 kanser di seluruh malaysia dan luar negara. Menjadi produk yang wajib dibawa ke mana sahaja, Produk keluaran JUTAWAN HERBS adalah pengeluar produk yang berpengalaman mengubati pelbagai penyakit kanser. Kami memiliki testimoni daripada pesakit2 kanser yang telah sembuh /bebas kanser yang disahkan oleh doktor sendiri. Adakah anda @ orang yang tersayang serta rakan2 anda sedang bertarung dengan dengan kanser ketika ini? Ya! Anda telah buat pilihan yang tepat kerana memilih JUTAWAN HERBS! Dapatkan segera produk kami Anda akan kami 'invite' ke WhatsApp Group kami yang terdiri daripada pesakit2 kanser. Ramai yang gerun dengan rawatan Kimoterapi, dengan Group WhatSApp kami,anda boleh mendengar sendiri perkongsian daripada ahli group yang tetap kuat, dan bertenaga menjalani kehidupan seharian dengan sokongan Jus keluaran JUTAWAN HERBS ini. Marilah bersama2 mengumpul semangat juang bersama pesakit kanser yg lain. Jangan terus buang masa, kita tak akan sembuh dengan hanya menunggu tanpa usaha dan keyakinan, kita yang perlu mencari penawar untuk sembuh, kita berhak memilih untuk sembuh! Kita berhak memilih hanya yang terbaik!! 017 468 7570 EN MOHD ZUHAIRI BIN NOORDIN PENGASAS DAN PEMILIK JUTAWAN HERBS WhatsApp sekarang….
BalasHapusLayari laman web jusinfiniti.blogspot.my utk testimoni dan jika mahu lebih banyak lagi jadi lah ahli grup psakit2 saya anda akan bertemu lebih banyak pesakit2 yang telah sembuh dan juga pesakit2 yang masih sedang berjuang melawan kanser
BalasHapus